Padet

Kampung Samburakat, Kecamatan Gunung Tabur kini menjadi salah satu kampung yang sukses mengembangkan peternakan sapi. Kamis (21/11) Bupati Berau, Muharram, bersama sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Berau pun menghadiri panen pedet hasil inseminasi buatan (IB) yang berhasil dikembangkan di sana.

Kegiatan yang digagas Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Berau ini dirangkai dengan kampanye gerakan makan daging, telur, dan minum susu (Gemateramisu) bekerja sama dengan Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Berau.

Panen pedet ini disampaikan Kepala Distanak Berau, Mustakin menjadi ajang promosi bagi ternak bibit unggul, sekaligus mengangkat nilai jual bibit ternak yang ada di masyarakat. Harapannya, nilai jual pedet dapat meningkat dan tentu akan semakin meningkatkan usaha peternak di Kabupaten Berau.

Kegiatan ini juga menyosialisasikan kepada masyarakat luas, bahwa di Bumi Batiwakkal- sebutan Kabupaten Berau- sudah bisa memproduksi atau menghasilkan bibit unggul dari hasil IB. “Peternak di Kampung Samburakat ini adalah peternak mandiri, namun hasil produktivitasnya tinggi. Sehingga ini menjadi motivasi dan semangat bagi peternak lainnya,” ungkapnya.

Di Kabupaten Berau disampaikan Mustakim, saat ini populasi ternak sapi kurang lebih 14 ribu ekor yang tersebar di beberapa kawasan sentra peternakan. Dalam upaya peningkatan populasi ternak sapi beberapa tahun terakhir belum ada program bantuan bibit sapi, namun Distanak Berau terus berupaya untuk meningkatkan populasi dengan menyosialisasikan program IB kepada peternak. Sehingga produktivitas peternakan semakin meningkat.

“Salah satunya juga untuk menyosialisasikan kepada masyarakat, bahwa Kabupaten Berau sudah mampu memproduksi sapi unggul seperti yang dimiliki tempat-tempat lain,” jelasnya.

Terpisah, Vp Operational Support And Relations Director PT Berau Coal Gatot Budi Kuncahyo mengatakan, PT Berau Coal juga mempunyai program yang sama dengan acara yang sedang di lakukan ini. “Kami juga memiliki program yaitu tentang mengembangkan ternak sapi. Tentunya bekerja sama dengan Distanak Berau,” ujarnya.

Dalam hal ini, ia juga mengatakan bahwa PT Berau Coal total memiliki 50 ekor sapi, yang 30 ekor diantaranya ialah sapi limusin. “Jadi kami juga ingin membuktikan kepada masyarakat bahwa lahan bekas tambang juga bisa untuk peternakan sapi, dan sudah kami lakukan tes dengan pihak yang mengerti dengan peternakan,” ucapnya.

Pada kegiatan itu juga, PT Berau Coal bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Surabaya, red) jurusan peternakan, dan hasil dari tes tersebut daging sapi yang di rawat di tambang ataupun di tempat pada biasanya itu tidak ada perbedaan dan layak konsumsi.“Dengan keberhasilan tersebut, kami juga bisa mendukung program pemerintah untuk swasembada daging di Kabupaten Berau,” pungkasnya. (*/aky/***/sam)

 

Sumber: Berau Post edisi 22 November 2019