Penyebaran virus corona semakin meluas ke beberapa negara. Tidak ingin hal itu terjadi di Berau, Kantor Kesehatan Pelabuhan dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Tanjung Redeb, menggandeng PT Berau Coal untuk melakukan pemaparan pencegahan masuknya virus tersebut ke Bumi Batiwakkal, Selasa (11/2).

Sebab diketahui, PT Berau Coal juga punya banyak kapal-kapal yang keluar-masuk ke Tiongkok. Langkah ini pun diambil untuk mengantisipasi penularan virus mematikan tersebut. Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Wilayah Kerja Tarakan, Achmat Hidayat mengatakan, hingga saat ini, virus tersebut memang belum memasuki Indonesia. Namun, antisipasi tetap wajib dilakukan.

“Peningkatan kewaspadaan terus kami lakukan. Baik itu melalui udara maupun laut,” ucapnya. Dengan melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap pekerja kapal dari luar negeri.

Ia menuturkan, saat ini bukan hanya negara Tiongkok saja yang terpapar virus corona, namun juga sudah masuk ke beberapa negara Asia lainnya.

Dikatakannya, pihaknya semakin serius dalam melakukan pengawasan terhadap penyebaran wabah corona di Kabupaten Berau. Pemantauan penyebaran virus corona di Bumi Batiwakkal tidak cukup dengan menggunakan Thermal Scaner saja. Karena harus dilakukan pemantauan lebih spesifik agar bisa memastikan bahwa kondisi aman.

“Itu alat yang sekarang dipasang, hanya memantau suhu tubuh saja. Jika orang yang terdampak itu habis minum obat penurun panas, pasti lolos dari alat itu,” katanya.

Sementara itu, Kepala Unit Penyelenggara Pelabuhan Tanjung Redeb, Arifai, mengatakan, pihaknya telah berupaya melakukan antisipasi dengan membuat surat edaran terkait persoalan virus corona. Dikatakannya, surat edaran tersebut berupa imbauan kepada para pekerja di kapal untuk terus menggunakan masker sebagai alat pelindung diri dari penyebaran virus corona.

“Karena penularan corona itu lewat udara, untuk mencegahnya, ya salah satunya dengan menggunakan masker,” ucapnya.

“Ini tim akan kami bentuk untuk melakukan pengawasan dan pencegahan masuknya virus corona,” tegasnya.

Arifai menambahkan, pengawasan terhadap kapal yang masuk ke Berau juga diperketat. Namun tidak mempengaruhi aktivitas pengiriman kebutuhan pokok. “Tetap normal. Kapal masuk bisa mencapai 30 hingga 40 dalam satu hari,” katanya.

Namun, ia tetap merasa waswas dengan penyebaran virus tersebut. Ia juga meminta kepada KPP untuk lebih memperketat pengawasan keluar-masuknya kapal-kapal.

“Cukup bagus peningkatan keamanannya ini. Selain itu, seminar ini sangat bagus untuk memberi pemahaman mengenai virus corona. Selain itu, penanganannya juga membuat kita paham seperti apa,” ujarnya.

Sementara itu, Shipping And PFSO Manajer Tim Emergency Response Group, Hevensasi Siregar menuturkan, pihaknya siap mendukung upaya mencegah masuknya virus corona. Dikatakannya, PT Berau Coal secara langsung mendapat mandat dari direktur untuk berperan aktif dalam penanganan virus corona tersebut. “Itu instruksi langsung dari atasan,” katanya.

PT Berau Coal dalam hal ini, siap menyediakan tim tanggap darurat dan mendukung tim lainnya. Tidak hanya itu, PT Berau Coal juga akan membantu menyiapkan cairan antiseptik untuk menetralisir virus.

“KKP punya alat semprot, dan kami akan siapkan cairannya. Untuk kemudian seluruh pekerja yang di kapal akan dilakukan penyemprotan,” pungkasnya. (*/hmd/***/udi)

Sumber: Berau Post, edisi Rabu, 12 Februari 2020