Bupati dan Dinas Pendidikan Wilayah IV Provinsi Kaltim, memberikan apresiasi kepada BUMA atas kontribusi dalam pengembangan SDM lokal Berau, melalui pendidikan vokasi.

TANJUNG REDEB – Program BUMA School tahun pertama telah berhasil mencetak generasi muda Berau yang berdaya saing. Berkaca dari situ, PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) melanjutkan program yang khusus ditujukan kepada siswa-siswi SMK tersebut. BUMA School angkatan kedua pun dimulai.

Program BUMA School dibuka langsung Bupati Berau Sri Juniarsih, Jumat (5/8). Kelas industri angkatan kedua ini melanjutkan kerja sama dengan dua sekolah yaitu SMK 6 Berau dan SMK Muhammadiyah Berau. Siswa yang menjadi peserta dalam program tahun ajaran 2022–2023 sebanyak 88 orang. Mereka terdiri dari 63 orang dari SMK 6 Berau yaitu siswa kelas XI dan XII. Sementara 25 peserta BUMA School yang lain dari kelas XII SMK Muhammadiyah Berau.

Kristiyanto Widiyawan, General Manager ESG Sustainability BUMA menjelaskan mengenai BUMA School yang sudah berjalan dua angkatan. Selain BUMA School, pihaknya juga menggelar pelatihan Program Basic Operator/Basic Mechanic (BO/BM). Program ini diselenggarakan sebagai wujud kepedulian kepada peningkatan taraf kesejahteraan masyarakat di sekitar tambang.

Program BO/BM berbentuk pendidikan dan pelatihan khusus operator alat berat dan mekanik bagi pemuda dan putra daerah di area operasional tambang. Melalui program tersebut, mereka kelak menjadi pemuda yang mandiri, terampil, dan bertanggung jawab. Lebih dari itu, lulusan BUMA School dapat mendukung pemenuhan kebutuhan tenaga kerja perusahaan, khususnya BUMA.

BUMA juga menerapkan pengembangan berbasis kompetensi atau competency based development (CBD). Dengan demikian, pemenuhan kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan kultur dan standar perusahaan. Program BO/BM ini sudah dijalankan BUMA sejak 2005 dan mencetak lebih dari 3.500 tenaga terampil sebagai operator dan mekanik di seluruh Indonesia.

“Tahun ini, melalui BUMA Jobsite Lati, BUMA membuka kesempatan kepada pemuda-pemuda daerah di lingkar tambang untuk mengikuti program Basic Operator dan Basic Mechanic. Pesertanya 42 orang,” tuturnya.

Sementara itu, Program BUMA School Kelas Industri atau disebut Ruang Vokasi,berupa pengadaan kelas khusus di lingkungan sekolah. Program ini diharapkan berjalan optimal untuk meningkatkan mutu pendidikan sekolah, karena industri ikut berperan dalam kegiatan belajar-mengajar. Kelas industri ini didasari kebutuhan untuk memenuhi SDM yang siap sedia sesuai kebutuhan BUMA khususnya; dan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) pada umumnya.

“BUMA bekerja sama dengan sekolah kejuruan atau vokasiuntuk menyelenggarakan pembelajaran mekanik alat berat dengan pembelajaran standar industri dalam bentuk pengayaan bagi para siswa peserta program,” jelas Kristiyanto.

Sebagai informasi, angkatan pertama BUMA School Berau pada 2021-2022 telah meluluskan 58 orang siswa. Mereka mengikuti ujian sertifikasi profesi mekanik alat berat yang diadakan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Para peserta itu terdiri dari 33 alumnus SMK 6 Berau dan 25 alumnus SMK Muhammadiyah Berau. Mereka juga diberikan sertifikat Basic Mechanic Course (BMC) yang sangat bisa digunakan sebagai bekal untuk melamar pekerjaan di berbagai perusahaan. Selain itu, setelah lulus para siwa juga diikutkan dalam ujian sertifikasi profesi BNSP yang standar kompetensinya setara dengan perusahaan se Asia Tenggara.

BUMA School adalah program yang ditujukan kepada generasi muda Berau, khususnya di lingkar operasi perusahaan. Program ini disebut Kristiyanto sesuai dengan prinsip perusahaan. Indonesia, katanya, lebih dari sekadar negeri dengan kekayaan sumber daya alam cantik dan melimpah. Dalam perkembangan positif, makin banyak perusahaan menerapkan standar operasional yang memenuhi prasyarat lingkungan, sosial, dan tata kelola yang baik.

BUMA sebagai perusahaan jasa pertambangan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan, berkomit menerapkan prinsip Environmental, Social, Governance (ESG). Prinsip ESG yang berkelanjutan ini membawa BUMA menjadi perusahaan jasa pertambangan kelas dunia melalui pelayanan sosial dan lingkungan hidup serta tata kelola yang baik.

“Ada tiga pilar utama yang diterapkan BUMA hingga kini,” terangnya.

Ketiga pilar tersebut yakni penciptaan dampak rendah karbon dan pemeliharaan ekosistem, pemberdayaan masyarakat dan komunitas, serta penerapan praktik bisnis bertanggung jawab. Kristiyanto menambahkan, peningkatan kesejahteraan masyarakat terutama di sekitar wilayah pertambangan, tidak terlepas dari peran dunia usaha, pemerintah daerah, dan para pemangku kepentingan. Peran korporasi pun tidak berhenti di penyediaan lapangan kerja saja, melainkan meningkatkan kondisi sosial dan perekonomian lokal. Caranya melalui pemberdayaan masyarakat di berbagai bidang.

Di wilayah operasi perusahaan, sambungnya, kegiatan perusahaan berpotensi memberi dampak sosial melalui kehadiran perusahaan di tengah masyarakat. Khususnya,masyarakat lingkar tambang. Hubungan sosial yang baik antara kegiatan usaha dengan masyarakat harus terjaga agar berjalan harmonis dan meminimalisasi timbulnya konflik.

“BUMA School adalah satu dari antara wujud nyata dari konsep tersebut. Kami berharap, dunia kerja di Berau bisa bersaing dan mampu mencetak SDM yang unggul,” paparnya.

BUMA bersama pemangku kepentingan juga berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungan atau corporate social responsibility (CSR). Pelaksanaan CSR yang sejalan dengan program pemerintah sekaligus merupakan kontribusi langsung perusahaan kepada masyarakat lingkar tambang. Program ini berupaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan atau sustainable development goals (SDGs) yang dicanangkan dicapai pada 2030.

“BUMA memfasilitasi masyarakat dan mengembangkan potensi mereka dengan memberikan nilai tambah bagi generasi masa depan dalam pendidikan,” sambungnya.

Pada saat membuka BUMA School, Bupati Berau Sri Juniarsih juga menyerahkan plakat penghargaan dan apresiasi kepada BUMA, atas kontribusi perusahaan dalam pengembangan dan pemberdayaan SDM lokal di Berau. Kemudian, dari Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Kaltim Wilayah VI, Juanita Sari, yakni apresasi kepada BUMA atas partisipasinya dalam pengembangan pendidikan vokasi di Provinsi Kaltim, melalui program BUMA School kelas industri SMKN 6 Berau dan SMK Muhammadyah Berau. Selain itu, BUMA juga mendapatkan apresiasi dari Kepala SMKN 6 Berau dan SMK Muhammadyah Berau dalam hal pengembangan pendidikan vokasi.

Apribowo Rossiyanto selaku Operations Support and Relation Senior Manager PT Berau Coal menambahkan, yang dilakukan BUMA tentu sangat bermanfaat bagi masyarakat. Mitra kerja Berau Coal memang harus memenuhi kinerja dalam penyaluran CSR yang tepat dan bermanfaat.

“Selama ini, kebutuhan mekanik maupun operator sulit didapatkan. Tergerak dari situ, BUMA membuka pelatihan ini. Sebagai mitra kerja, kami sangat mengapresiasi apa yang dilakukan mitra kerja kami yakni BUMA,” ujarnya.

Apriwibowo melanjutkan, program BUMA School sangat bagus. Peserta yang akan bekerja atau telah bekerja sudah mendapatkan pengalaman. “Ini jalan positif yang bisa dijalankan bersama dan bersinergi,” tuturnya.

Bupati Berau Sri Juniarsih, atas nama Pemkab Berau, mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada manajemen BUMA. Program pelatihan kompetensi BUMA School bagi siswa SMK 6 Berau dan SMK Muhammadiyah Berau ini, melalui Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM).

“Saya kira, ini merupakan langkah positif yang mencerminkan keseriusan sekaligus konsistensi dari BUMA. Program ini merupakan upaya meningkatkan kualitas pendidikan sekaligus mengembangkan profesional unggul di Kabupaten Berau. Program pendidikan praktikal bagi siswa yang dinilai berprestasi dan memenuhi syarat,” paparnya.

Sri Juniarsih melanjutkan, pada tahun kedua ini, BUMA melibatkan 88 siswa dari dua sekolah. Hal ini tentu membuka peluang pekerja di Berau yang sejalan dengan program pemerintah mengenai penyerapan tenaga kerja lokal.

“Saya berharap program ini terus berlanjut dan berkembang sehingga kehadiran BUMA makin dirasakan masyarakat Berau,” katanya.

Bupati melanjutkan, pendidikan vokasi sangat penting dalam upaya pemenuhan kebutuhan tenaga kerja, terlebih di persaingan dunia kerja era kekinian. Tidak dapat dimungkiri, angkatan kerja dengan kemampuan spesifik menjadi kebutuhan utama hampir di seluruh bidang usaha, utamanya industri. Dibutuhkan upaya serius dan cermat dalam mengembangkan lembaga pendidikan berbasis penguasaan keahlian tertentu. Program BUMA School bertujuan mempersiapkan tenaga kerja lokal yang memiliki keahlian dan keterampilan di bidangnya, siap kerja, tersertifikasi, dan mampu bersaing secara global.

“Hal tersebut kiranya telah diimplementasikan melalui program sertifikasi dalam BUMA School, sehingga akan meningkatkan kualitas para lulusan siswa SMK di Berau secara signifikan,” tuturnya.

Sementara itu, seorang peserta BUMA School yakni Reval mengatakan, program ini sangat bagus. Para lulusan akan siap untuk bekerja. “Kami sangat berterima kasih kepada manajemen BUMA,” katanya.

Ia melanjutkan, peluang kerja begitu terbuka lebar dengan mengikuti BUMA School. Terlebih lagi, pelatihan yang tidak didapat sekolah ini diberikan secara gratis oleh BUMA. Hal itu menjadi momentum untuk mengembangkan dirinya.

“Tenaga pengajar juga sudah ahli di bidangnya. Kami sangat bersyukur mendapatkan kesempatan ini,” tutupnya.

Sumber: berau.prokal.co