Penyebaran Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) sangat memukul Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Bumi Batiwakkal, salah satunya usaha jahitan milik Sopan Sopandi. Namun, berkat program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) PT Berau Coal, meningkatkan nilai ekonomis di tengah merosotnya omzet usaha miliknya.

Pria yang kerap disapa Sopan menceritakan, usaha jahit rumahan yang dikelola bersama istrinya di Kecamatan Gunung Tabur, sangat terdampak penyebaran virus corona yang merebak dari Wuhan, Tiongkok.

Bahkan, sekitar dua minggu terakhir tidak ada yang menggunakan jasa menjahitnya. Sebagian pelanggan menunda datang karena takut dan khawatir keluar rumah, mengikuti imbauan pemerintah dalam memutus rantai penyebaran virus corona.

“Bukan lagi sepi, sama sekali tidak ada pemasukan,” katanya saat ditemui Disway Berau di Rumah Kemas, Nomor 58, Jalan Kedaung, RT 9 Sei Bedungun, Tanjung Redeb, Kamis (16/4).

Padahal sebelum wabah corona, pria kelahiran 1976 ini, rata-rata mampu menghasilkan Rp 5-6 juta per bulan dari usaha Jahit rumahan. Apalagi menjelang momen perpisahan dan masuk sekolah, dirinya kebanjiran order dari sejumlah sekolah di Kecamatan Gunung Tabur.

“Meski sepi biasanya ada saja pelanggan yang mengantarkan jahitan, ini sama sekali tidak ada. Apalagi kondisi saat ini, kegiatan sekolah ditiadakan pemerintah,” ucapnya. Ihwalnya, Sopan sempat kebingungan untuk memenuhi kebutuhan selama tiga bulan kedepan, akibat tidak ada pemasukan imbas corona. Terukulnya ekonomis Sopan, karena usaha jahit rumahan merupakan mata pencaharian utama mendapatkan pundi-pundih rupiah.

“Saya hanya bisa pasrah, mau bekebun tapi tidak punya lahan. Mencari sampaingan, kita tahu saat ini pembatasan aktivitas dari pemerintah,” bebernya. Namun, Tuhan punya jalan di tengah kesulitan keluargannya, melalui berkat program PPM yang melibatkan langsung pelaku UMKM di wilayah binaan PT Berau Coal, dirinya kembali mendapatkan asupan nutrisi dari pembuatan masker kain.

Dari hasil pembuatan masker, Sopan mendapatkan upah Rp 5 ribu per buah. Dalam sehari, ia dan istrinya mampu memproduksi 100 masker. Apalagi, bahan kain pembuatan masker seluruhnya disediakan PT Berau Coal. “Tidak ada tuntutan, produksi semampu kami. Kami hanya tinggal duduk dan mengerjakan saja,” ungkapnya.

Sopan, perwakilan UMKM Gunung Tabur sangat berterimakasi sebesar-besarnya dengan perhatian PT Berau Coal, dengan program PPM sangat membantu nilai ekonomis keluarganya.

“Saya berterima kasih, program ini sangat membantu ekonomi kami, sebagai UMKM yang terdampak corona. Saya hanya bisa mendoakan agar PT Berau Coal selalu jaya dan sukses dalam berinvestasi,” pungkasnya.

Community Development Manager, Hikmawaty menerangkan, program Corporate Social Responsibility (CSR) kini menjadi Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM). Program ini bergerak dalam bidang  kesehatan, pendidikan, lingkungan social dan budaya, ekonomi dan infrastruktur.

Dari semua program tersebut, pihaknya menyasar pelaku UMKM yang terdampak COVID-19. Dalam database, pihaknya telah mengintrisir sejumlah pelaku UMKM di lima kecamatan yang menjadi kampung binaan PT Berau Coal, yakni Kampung Gunung Tabur, Sambaliung, Tanjung Redeb, Teluk Bayur dan Segah.

“Jadi total keseluruhan ada sekira 34 kelompok, terdiri dari 2-7 orang dalam satu kelompok,” terangnya.

Pelaku UMKM yang dilibatkan dalam pembuatan masker, tidak hanya dari pendampingan dan pelatihan menjahit PT Berau Coal. Tetapi, melibatkan pelaku usaha jahitan rumahan yang terdampak wabah corona.

Untuk tahap awal, pihaknya akan membuat 25.000 piace masker hasil dari UMKM dampingan yang akan dibagikan keada karyawan PT Berau Coal. Bahkan, untuk bahan kain pembuatan masker juga memperdayaan pengusaha kain lokal.

“Karena kami (PT Berau Coal) menerakan pemerataan ekonomi di wilayah investasi. Jadi kami menggunakan bahan dan pengrajin lokal,” terangnya.

Keterlibatan UMKM akan berkesinambungan dan terus-menerus dilibatkan dalam berbagai program PPM PT Berau Coal, sesuai bidang masing-masing. Bahkan, PT Berau Coal berkomitmen untuk mengembangkan UMKM di Bumi Batiwakkal.

“Mereka ]bukan hanya karena wabah corona baru dilibatkan, tapi setiap kegiatan PT Berau Coal. Misalnya menjahit, setiap pembuatan seragam dan sebagainya, kami menggunakan jasa UMKM binaan,” pungkasnya. (***/APP)

Sumber: Disway edisi 17 April 2020