Kegiatan Kampanye Lestari Lingkungan Anak Sekolah 2015 gagasan PT Berau Coal yang berlangsung sejak Senin (8/6), dengan mengunjungi sekolah-sekolah berlanjut hingga kemarin (10/6). SMA 4 Berau mendapat giliran setelah sebelumnya kampanye dilakukan di SMA 1 dan SMK 1 Berau.

Kegiatan berlangsung sejak pukul 08.00 Wita, dengan menghadirkan narasumber dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) dan bidang enviro PT Berau Coal, mendapat sambutan hangat dari para siswa.

“Kita menyambut baik kampanye lingkungan ini, karena selain mendapatkan materi, siswa juga bisa praktik workshop bagaimana cara membuat kompos dengan metode Takakura (salah satu metode pengomposan baik skala rumah tangga maupun skala kawasan, dengan penggunaan keranjang berlubang), sehingga bisa diterapkan baik di sekolah maupun di rumah,” terang Ahmadong, kepala Sekolah SMA 4 Berau.

Materi yang dipaparkan mencakup bagaimana cara pengolahan sampah, debu, kebisingan, dan getaran, serta pemantauan lingkungan yang selama ini dilakukan oleh PT Berau Coal.

“Tujuannya untuk menanamkan cinta lingkungan, baik di lingkup sekolah maupun di luar sekolah, sehingga kesadaran untuk menjaga kebersihan semakin tinggi,” terang Syaiful Anwar, bagian Environment (lingkungan) PT Berau Coal di sela-sela pemaparan materi.

Ia berharap dengan adanya kampanye lestari ini, siswa-siswi khususnya bisa menjaga kebersihan setidaknya di lingkungan sekolah dan sekitarnya. Bahkan, untuk sampah yang sudah diolah bisa menjadi prospek lumayan menguntungkan.

Junaidi, bidang komunikasi BLH Kabupaten Berau, yang juga menjadi salah satu pemateri dalam kampanye ini, menjelaskan seputar program Adiwiyata yang diperuntukkan untuk sekolah-sekolah.

“Program Adiwiyata ini sebenarnya sama saja dengan pengelolaan lingkungan hidup, karena dasarnya memang pengolahan sampah menjadi bahan bermanfaat bahkan bernilai ekonomis,” terangnya.

“Apalagi sekarang sudah ada yang namanya bank sampah, yang siap menampung sampah plastik untuk ditukar dengan sembako atau uang, yang pastinya secara tidak langsung mengurangi produksi sampah plastik di Berau,” pungkasnya.