HASIL PANEN: Hasil panen padi di Kampung Buyung-Buyung cukup melimpah. PT Berau Coal pun hadir untuk membantu pemasan hasil panen para petani di kampung ini.

Kampung Buyung–Buyung, Kecamatan Tabalar memiliki lahan pertanian padi yang cukup luas. Di kampung ini, pertanian padi memang menjadi penopang utama ekonomi masyarakat.

Namun tak seperti yang mereka harapkan. Hasil pertanian melimpah, tetapi tidak habis terjual, bahkan sampai menjelang panen berikutnya. Petani bingung mencari pembeli. Disimpan bakal rusak, dijual harga murah dan merugi, tidak dijual pun akan rugi.

Selain karena pandemik Covid-19 yang tak habis-habisnya menghantui perekonomian mereka, mencari pasar hasil pertanian demikian sulitnya. Banyak petani di Kampung Buyung-Buyung beberapa hari lalu hanya bisa gigit jari.

Ketua Kelompok Tani Kampung Buyung-Buyung, Firman, mengaku cemas akan nasib petani. Panen hampir tiba, tapi pembeli belum ada. Ada calon pembeli namun menawar dengan harga murah, dengan alasan situasi pandemi saat ini. “Ada saja, tapi kan tidak mungkin dijual di bawah harga standar,” ujarnya.

Ia pun tak berdiam diri melihat kondisi tersebut. Firman mulai perlahan mencari pembeli. Usahanya tak sia-sia. Perlahan, ada secercah harapan. PT Berau Coal, salah satu perusahaan tambang batu bara terbesar di Berau, berniat membeli produk dari para petani di Kampung Buyung-Buyung, dengan harga yang pantas. “Seperti mendapat angin segar,” ujarnya.

 Dikatakan Firman, hasil pertanian padi di kampung ini cukup melimpah. Sekali panen bisa menghasilkan 4 ton per hektare. Dengan luas lahan mencapai 30 hektare. Dengan hasil tersebut, tentu para petani kesulitan mencari pasar dari hasil panen mereka.

Namun, kini dengan hadirnya PT Berau Coal di tengah mereka, para petani mengaku senang, karena mendapat pembeli pasti. Ia bersyukur karena PT Berau Coal membeli habis hasil pertanian mereka. Ke depannya pihak Berau Coal akan membeli padi basah para petani. Menurut Firman hal ini sangat membantu perekonomian warga. “Kami ucapkan terima kasih kepada PT Berau Coal, kehadiran mereka memberi manfaat bagi kami,” ujarnya.

Terpisah, Kepala Kampung Buyung-Buyung, Mustafa menuturkan, hal yang dilakukan PT Berau Coal secara langsung menyentuh masyarakat di kampung yang dipimpinnya. Dengan begitu, perlahan namun pasti, perekonomian warga mulai membaik. Hasil penjualan padi tentunya akan digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan, seperti biaya pendidikan anak-anak atau pun ditabung. “Salah satu sentra padi sawah di Berau yakni kampung kami. Dengan hadirnya PT Berau Coal juga sangat membantu masyarakat,” ungkap Mustafa.

Ia berharap, swasembada pangan di Berau bisa tercapai di Kampung Buyung-Buyung berkat kerja sama dengan PT Berau Coal. Menurutnya dengan lahan yang cukup luas, bukan tidak mungkin hal tersebut bisa terwujud, menjadikan Kampung Buyung-Buyung menjadi sentra padi bagi Bumi Batiwakkal. “Lahan pertanian yang bisa digarap bercocok tanam masih luas,” ujarnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Berau, Mustakim menyambut baik program PT Berau Coal di Kampung Buyung-Buyung yang membeli beras dari para petani. Ia berharap ke depannya PT Berau Coal juga bisa membeli gabah petani. “Berau Coal sudah mulai membangun pengering padi di sana. Jadi harapannya begitu habis panen langsung ada yang beli,” katanya.

Pemerintah kabupaten lanjut Mustakim, ikut mensupport apa yang dilakukan Berau Coal di kampung tersebut. Berau Coal juga saat ini tengah mengembangkan padi beras merah di Buyung-Buyung, tentunya hal ini juga bisa membantu perekonomian masyarakat. “Kami mendukung apa yang dilakukan PT Berau Coal,” ujarnya.

Sementara itu, Community Development Manager PT Berau Coal, Hikmawaty menuturkan, hadirnya PT Berau Coal di tengah masyarakat tentunya ingin memberikan manfaat dan membantu masyarakat dalam memperbaiki perekonomian mereka. “Padi yang kami beli, kami giling dan pasarkan ke katering Berau Coal dan juga mitra kerja. Jadi dari Berau untuk Berau,” katanya.

Hikmawaty berharap agar para petani tidak perlu panik untuk pemasaran hasil panennya. Dengan adanya program Berau Coal, bisa menjadi pasar bagi para petani untuk menjual hasil ladangnya, sehingga petani lokal bisa mandiri. “Ini juga untuk mendorong petani agar lebih aktif dan termotivasi lagi dalam mengembangkan pertanian melalui pembinaan yang dilakukan,” ungkap Hikmawaty.

Di sisi lain program ini juga untuk mendukung pemerintah kabupaten dalam meningkatkan sektor pertanian. Melalui kerja sama dan sinergi yang dibangun, pemerintah membangun dan membina di sisi hulunya, sementara PT Berau Coal hadir di sisi hilirnya untuk mencari dan mengembangkan pasar dari produk pertanian masyarakat. “Kami ingin para petani bisa mapan dan mandiri,” pungkasnya. (*/IQB)

Sumber: Berau.prokal.co, 11 September 2020