PEKERJA KERAS: Mariama yang sudah kurang lebih 10 tahun berjualan di Tepian Sambaliung hingga sekarang.

Berdagang sudah ditekuni Mariama sejak 1996. Ia mengawali berjualan di salah satu sekolah tingkat menengah di wilayah Tanjung Redeb. Dengan membuka kantin pribadi. Di sekolah itu, segala macam jenis rupa makanan dan minuman dijualnya, hingga pada akhirnya memutuskan berhenti pada 2017 lalu. 

“Saya dipercayakan untuk mengelola kantin pribadi di sekolah. Ya cukup lama memang,” ujarnya saat ditemui di sela-sela kegiatannya berjualan di Tepian Sambaliung. 

Selama itu pula, ia harus bolak-balik menyebrangi Sungai Segah dari Sambaliung menuju Tanjung Redeb. Karena waktu itu, dia belum memiliki kendaraan untuk dipakai pulang pergi berjualan di sekolah. Kala itu kendaraan bermotor juga belum banyak seperti sekarang. Melainkan hanya transportasi becak yang masih banyak ditemui saat itu.

“Jadi saya itu naik ketinting dari Sambaliung. Pergi ke pasar berbelanja kebutuhan jualan. Terkadang barang-barang saya bawa menggunakan becak. Setelah itu, pagi-pagi langsung menuju ke sekolah yang berada di Jalan Mangga I,” jelasnya. 

Dari hasil berjualannya di sekolah, sangat disyukuri Mariama. Karena bisa menanggung biaya sekolah anak-anaknya hingga beberapa mampu menyelesaikan kuliahnya. 

Dengan keterbatasan ekonomi, Mariama tak berhenti berjualan. Sampai akhirnya diberikan izin berjualan di sekitar tepian Sambaliung.

“Saya salah satu pedagang pertama yang berjualan cukup lama di Tepian Sambaliung ini. Sekitar 10 tahun, hingga sekarang. Kebetulan di depan rumah sendiri, itulah kebetahan saya berjualan sampai sekarang,” tuturnya. 

Sekarang, pedagang kaki lima di sepanjang Tepian Sambaliung sudah cukup banyak. Bahkan  perbedaan dulu dengan sekarang cukup dirasakan oleh Mariama. Salah satunya, pengunjung tak seramai sekarang. Kemudian penghasilan pun ikut meningkat. 

“Banyak sedikitnya rezeki, tetap disyukuri. Selagi diberi kesehatan dan umur yang panjang, saya tidak berhenti berjualan,” tuturnya. 

Dengan kemajuan pelaku usaha kecil, mikro dan menengah (UMKM) di tepian Sambaliung, tentu membawa keberkahan tersendiri bagi Mariama dan keluarga. Apalagi dengan adanya dukungan penuh dari pemerintah daerah hingga pihak swasta maupun perusahaan (pihak ketiga), secara tidak langsung juga membantu meningkatkan penjualan UMKM setempat. 

“Salah satunya membantu memenuhi kebutuhan pedagang. Seperti membagikan booth yang sangat layak dimanfaatkan untuk berjualan,” bebernya. 

Berbicara bantuan booth, Mariama sendiri menjadi salah satu pedagang yang menerima sarana penunjang tersebut khususnya dari PT Berau Coal. Menurutnya sangat membantu. Apalagi bisa memberikan rasa aman dan nyaman baik itu bagi pedagang maupun pembeli. 

“Selama menggunakan booth dari PT Berau Coal, kami sangat terbantu. Karena kapasitasnya cukup besar dan kokoh, kita bisa berlindung kalau hujan. Kalau sebelumnya itu setiap hujan deras kadang roboh. Jadi booth ini penting sebagai sarana yang dibutuhkan pedagang memang,” terangnya. 

Bukan hanya Mariam, pedagang UMKM lainnya yang berjualan di tepian Sambaliung pun juga sangat terbantu dengan adanya bantuan booth dari PT Berau Coal ini. Bagi Mariam pribadi, program seperti ini sangat dibutuhkan masyarakat terutama pelaku UMKM. Sehingga dirinya pun berharap perhatian dari semua pihak seperti Pemda maupun perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Berau bisa terus mendukung para pelaku UMKM. Khususnya para pedagang di tepian Sambaliung.

“Pastinya kami berterima kasih kepada Pemda Berau, jajaran Kecamatan Sambaliung, khususnya PT Berau Coal yang sudah sangat mendukung dan memberikan perhatian kepada para pedagang UMKM. Kita berharapnya hal ini bisa terus berkelanjutan, berkesinambungan. Tidak berhenti sampai di sini saja,” ucapnya. 

“Sekali lagi terima kasih kepada pihak-pihak terkait yang sudah mendukung kami berkembang hingga saat ini,” sambung Mariam.

Diakui Lurah Sambaliung, Didi Mulyadi, tepian Sambaliung memang sedang gencar-gencarnya dikembangkan. Bahkan sekarang sudah memiliki pelabuhan keraton. Juga mendirikan beberapa gazebo. Serta sejumlah tempat rekreasi khusus keluarga. Selain itu terdapat wisata mangrove. 

“Itu tak lain sebagai daya tarik pengunjung untuk datang ke tepian Sambliung,” kata Didi Mulyadi. 

Prioritas pedagang yang mendapatkan booth ini tentu di antaranya merupakan pedagang aktif terus-menerus, diurutkan berdasarkan urutan berapa lama pedagang melakukan aktivitas kegiatan jual-beli di tepian Sambaliung. 

“Terima kasih PT Berau Coal yang sudah turut berkontribusi dalam hal ini,” katanya. 

Bahkan disebutnya, peningkatan kesejahteraan pedagang yang berjualan di tepian Sambaliung sebelum dan sesudah adanya bantuan booth bantuan PT Berau Coal, sudah menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan, bahkan hingga 300 persen dari sebelumnya. 

“Bukan PKL yang rombong saja, tapi yang rumahan juga sangat berpengaruh kenaikannya,” ungkapnya. 

Kendati demikian, pihaknya berharap bisa terus bersinergi dengan pihak-pihak terkait, seperti PT Berau Coal. Untuk  bersama-sama terus mengembangkan Sambaliung lebih baik lagi. 

Manager Community Development PT Berau Coal, Hikmawaty menjelaskan, bantuan booth UMKM ini merupakan bentuk dukungan PT Berau Coal melalui Yayasan Dharma Bhakti Berau Coal (YDBBC), terhadap program Kelurahan Sambaliung dalam meningkatkan ekonomi masyarakat. 

“Kami dalam hal ini juga terus berupaya konsisten dan berkomitmen dalam pendampingan masyarakat, salah satunya terhadap pelaku UMKM ini,” ucap Hikmah.

Disebutnya, dukungan Booth UMKM yang diberi nama Berau Ciptausaha ini, berawal dari upaya PT Berau Coal untuk mendorong para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kabupaten Berau umumnya, dan di Kelurahan Sambaliung khususnya, agar berdaya saing dan mandiri secara ekonomi. 

“kami tentu bersyukur, dukungan rombong UMKM yang kami beri nama Berau Ciptausaha hampir setahun telah berjalan dan  bantuan benar-benar bisa member dampak terhadap peningkatan penghasilan dan kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya. 

Lanjutnya, konsep program pengembangan masyarakat PT Berau Coal juga mendorong untuk menciptakan lingkungan yang bersih. Memerhatikan dari segi kesehatannya juga. Sehingga selain bantuan 30 booth pihaknya juga membantu melengkapi fasilitas prokes bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau dan kelurahan. Seperti, pembagian masker, hand sanitizer, apron, toilet umum hingga tempat sampah. (*/Iqb)

Sumber: Berau.prokal.co, Rabu, 02 Maret 2022