PT Berau Coal memiliki kepedulian terhadap pelestarian alam dan budaya di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur yang diwujudkan dalam berbagai kegiatan, salah satunya pelestarian budaya Keraton Sambaliung, Keraton Gunung Tabur serta kesenian adat Dayak dan Program Penguatan untuk Komunitas Adat Terpencil suku dayak Suku Dayak Punan Basab.

Perseroan juga ikut serta dalam kegiatan masyarakat yang sifatnya mempertahankan rasa solidaritas dan kerjasama. Salah satunya dengan memberikan penghargaan dan ikut mendorong berkembangnya kegiatan seni dan budaya dan pemberian dana stimulan untuk kegiatan keagamaan, perbaikan museum, dan keraton.

PT Berau Coal menyadari bahwa meningkatkan potensi lokal tidak terlepas dari upaya pelestarian, penggalian dan pengembangan budaya lokal. Masyarakat lokal di Kabupaten Berau memiliki sejarah yang panjang dengan budaya yang kaya, yang penuh dengan kearifan lokal untuk dilestarikan dan dijadikan dasar untuk membangun masyarakat lokal yang tangguh.  Berikut adalah sejumlah kegiatan comdev PT Berau Coal di bidang lingkungan dan budaya

  • Pelestarian dan pengembangan Budaya daerah, pemberian dukungan pada kegiatan dan kesenian di Keraton sambaliung dan Museum gunung tabur, seperti dukungan untuk acara penobatan pemangku adat Keraton sambaliung dan keikutsertaan dalam festival keraton nusantara. pt Berau Coal juga turut mendukung operasional Keraton sambaliung serta Museum gunung tabur. Menjaga dan mengembangkankesenian adat Dayak di Bena Baru, tumbit dayak dan Long Lanuk, serta adat asli Berau lainnya.  Pemberian pelatihan baik seni tari maupun seni musik daerah kepada anak-anak muda di Kabupaten Berau, yang dipusatkan di Museum Batiwakal gunung tabur.  Bekerjasama dengan National Geographic Indonesia untuk menyusun buku dan dokumentasi berbagai kebudayaan yang ada di Kabupaten Berau
  • Inisiasi Kampung Wisata, dukungan dan kerjasama dengan pusat studi teknologi kelautan dan tim KKN – PPM UGM Yogyakarta di Pulau Maratua.  Identifikasi potensi wisata salah satunya di Kampung Merasa, Kecamatan Kelay, berdasarkan aspek keunikan, estetika, keagamaan dan ilmiah.