MIMPI YANG SEMAKIN DEKAT: Arvenny Juliana, salah satu penerima beasiswa dari PT Berau Coal untuk S1 Pendidikan Dokter di Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.

TANJUNG REDEB – Arvenny Juliana, pelajar asal Kampung Gurimbang menjadi salah satu penerima beasiswa dari PT Berau Coal. Venny sapaan akrabnya, penuh semangat menuntut ilmu Pendidikan Dokter di Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin. Bahkan sekarang, dia sudah memasuki semester 7 perkuliahannya.

Sebelumnya gadis kelahiran Berau 29 Agustus 2001 ini tidak pernah menyangka akan melanjutkan pendidikan kedokteran. Bahkan, kini mantap kuliah sambil berorganisasi. Mengikuti organisasi tim bantuan medis di kampus sebagai relawan kemanusiaan bidang medis.

“Tidak pernah terbayang bisa menjadi mahasiswa kedokteran full beasiswa. Ini juga berkat beasiswa PT Berau Coal,” ujarnya saat diwawancarai, kemarin (27/10).

Venny sebenarnya mengaku sempat ragu mengambil keputusan pendidikan tersebut. Lantaran tidak ada keluarga yang berpendidikan dokter sebelumnya. Ayahnya hanya seorang petani, dan ibunya hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa. Hal itu juga yang membuatnya harus berpikir keras bagaimana caranya bisa mencapai impiannya tanpa harus membebani orangtua.

“Saya mempunyai satu orang adik laki-laki dan saya anak pertama, jadi harus bisa menuntut ilmu pendidikan tanpa harus bebani orangtua,” ucap gadis yang berasal dari Kampung Gurimbang itu.

Dengan segala keterbatasan, dia dan keluarga akhirnya mencari informasi beasiswa. Atas dukungan dan doa orangtua juga lah akhirnya mereka dipertemukan dengan salah satu perusahaan tambang yang memiliki program beasiswa bagi anak daerah.

“Saya berusaha terus mencari info beasiswa. Sampai akhirnya dapat informasi ada membuka program beasiswa, saya langsung coba mendaftar dan alhamdulillah, berkat rezeki dan doa orangtua saya diterima,” bebernya.

Karena ikhtiar dan kerja kerasnya yang tidak putus, membuat Venny mendapatkan kesempatan menempuh pendidikan di program studi pendidikan dokter yang selama ini diimpikannya.

Motivasi utamanya yaitu keluarganya. Yang membuat Ia yakin untuk mendaftar karena prospek kerja dokter yang selalu dibutuhkan dan bisa ditempatkan di mana saja. Kebetulan juga di kampung asalnya, Kampung Gurimbang, akses ke Rumah Sakit (RS) cukup jauh, harus menempuh jarak sekitar 45 menit hingga 1 jam.

“Bayangkan saja jika mereka yang tidak memiliki kendaraan. Jadi saya berharap, dengan menjadi dokter bisa bermanfaat bagi keluarga dan secara luas bagi masyarakat di kampung sendiri,” tuturnya. 

Menurutnya, dokter itu pekerjaan yang mulia. Dokter berkaitan erat dengan menyelamatkan nyawa manusia. Oleh sebab itu dia sangat bersemangat agar bisa segera lulus secepatnya. “Jadi bisa cepat juga mengabdi di Kampung Gurimbang,” katanya.

Dirinya juga mengucap syukur atas beasiswa yang sudah diraihnya. Berkat beasiswa ini dirinya dapat selangkah lebih dekat dengan cita-citanya.

“Beasiswa dari Berau Coal sangat berperan besar dalam proses saya meraih cita-cita,” ungkapnya.

Ibu Venny, Nurliah pun patut berbangga, dirinya pun mengaku sangat mendukung anaknya bisa terus giat mengenyam pendidikan yang saat ini dijalaninya. Pendidikan dokter diakuinya bukanlah hal yang mudah, tapi dia melihat semangat dan kerja keras Venny akhirnya mendukung penuh keputusannya untuk kuliah kedokteran.

Bahkan sejak kelas 3 Sekolah Menengah Atas (SMA), Venny sudah mengungkapkan bahwa ingin masuk sekolah kedokteran. Nurliah mengira anaknya tidak akan sanggup. Ternyata setelah melihat semangat dan kerja kerasnya, dia dan keluarga sepakat mendukung sampai berhasil mendapat beasiswa.

“Saya sangat berharap Venny bisa menolong orang-orang yang benar-benar membutuhkan. Terutama bagi masyarakat di Kampung Gurimbang,” ungkapnya.

Sementara, Community Base Development Manager PT Berau Coal, Hikmawaty menuturkan, pihaknya berkomitmen untuk ikut memajukan pendidikan di Berau melalui program beasiswa kepada anak kurang mampu namun berprestasi di Kabupaten Berau. Beasiswa yang diberikan pun diterima hingga program studi yang ditempuh selesai.

Dengan catatan berhasil mempertahankan IPK minimal diangka 3,25. Sudah menjamin biaya hidup selama menempuh pendidikan. Hingga biaya transportasi pun lengkap, mulai dari berangkat hingga kembali ke daerah setelah menyelesaikan studinya.

“Kami ingin berkontribusi dalam mengembangkan dan mencetak sumber daya manusia yang unggul dan siap pakai bagi pembangunan di Kabupaten Berau,” tutupnya.

Sumber: berau.prokal.co