PT Berau Coal memulai usaha penambangan pada 26 April 1983, setelah memperoleh Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) sesuai dengan surat No. 178.K/40.00/DJG/205. Saat ini, luas area konsesi PT.Berau Coal mencapai 118,400 hektar, berlaku sampai dengan tahun 2025 dan memiliki opsi perpanjangan 2 x 10 tahun.

konsesi

Lati

Dari situs Lati, batubara diproduksi dan diracik menjadi merek Agathis dan Sungkai. Jumlah cadangan batubara yang dimaksud senilai lebih dari 465 juta ton.

Batubara digali dengan ekskavator (penggaruk) hidrolik dan dimuat pada truk tumpah. Dari situs tambang, batubara diangkut ke instalasi proses sejauh 11 kilometer melalui poros jalan yang mapan pada segala cuaca. Batubara kemudian dihancurkan hingga ukuran yang telah dirancang dan ditetapkan kemudian ditempatkan pada penimbunan lalu dimuat ke tongkang.

lati-mineBinungan

Dari lokasi tambang di Binungan, batubara diracik menjadi jenis dan merk Eboni dan Mahoni/Mahoni B

Pada lokasi ini keseluruhan cadangan batubara yang layak ditambang pada Blok 1-4, Blok 5, 6 dan 7 lebih dari 1.954 juta ton.

Proses penambangan mirip seperti yang dilakukan di Lati. Dari lokasi penambangan, batubara diangkut instalasi pemecahan batubara yang berjarak kira-kira 2.5 km.

Batubara tersebut kemudian di hancurkan, diaduk dan dimuat ke dalam truk. Dari sana, batubara yang siap dipasarkan ini diangkut sejauh 28 km menuju terminal batubara Suaran untuk diaduk menjadi stok produk dan selanjutnya dimuat ke tongkang.

binungan-mineSambarata

Pada lokasi ini diproduksi batubara jenis dan merek Eboni.

Situs ini memiliki cadangan sekitar 213 juta ton.

Proses penambangan hingga dimuat di tongkang sama dengan Lati dan Binungan namun jarak dari lokasi penambangan ke instalasi pemecahan batubara lebih pendek yaitu 2 km.

sambarata