PRAKTIK LANGSUNG: Akademisi Stiper Berau Charlie Niviary Panjaitan bersama Environ-ment PT Berau Coal Budi Hermawan saat mendampingi peserta pelatihan membuat pupuk kompos di Kampung Labanan Makarti, Rabu (6/9).

TELUK BAYUR – Sebagai bentuk kepedulian dalam mendorong kemandirian masyarakat adat Sungai Lais. PT Berau Coal melaksanakan pelatihan dan pendampingan Pembuatan kompos sebagai alternatif pupuk yang dapat menghemat ongkos produksi pertanian masyarakat Sungai Lais, Kampung Labanan Makarti, Rabu (6/9).

Dalam pelatihan ini, PT Berau Coal menghadirkan Charlie Niviary Panjaitan yang merupakan civitas akademika Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (Stiper) Berau serta Environment PT Berau Coal, Budi Hermawan.

Community Development PT Berau Coal, La Ode Jazhari mengatakan, pelatihan pembuatan kompos ini sebagai salah satu upaya agar masyarakat adat Sungai Lais yang seharihari berkebun bisa mengantisipasi ketiadaan Pupuk Non Organik, serta meminimalisir pembelian pupuk tersebut dengan kemampuan produksi sendiri.
Terlebih, di Kampung Labanan Makarti juga akan ada pengembangan budidaya Jagung dan Kakao. Sehingga, pelatihan yang dilakukan ini diharapkan bisa membantu petani-petani lokal dalam memenuhi kebutuhan pupuk alami nantinya. Sehingga, bisa menghemat modal produksi sehingga berdampak kepada peningkatan pendapatan nantinya.

“Pengetahuan pembuatan kompos ini juga bisa untuk pengembangan pertanian ke depannya bersinergi dengan BUMK (Badan Usaha Milik Kampung),” jelas Jazhari.

Pendampingan ke depan juga akan dibarengi pemberian bibit jagung sebanyak 60 Kg untuk luasan lahan 4 Hektare. Di Labanan Makarti sudah memiliki Mesin Pipil Jagung, sehingga nantinya bisa mempermudah produksi pasca panen.

“Kita juga sudah ketahui bahwa BUMK siap jadi pembeli dengan harga standar nasional. Sehingga pendampingan ini tidak sampai panen saja, melainkan pasarnya sudah ada,” paparnya.

Ketua Adat Masyarakat Sungai Lais, RT 9 Kampung Labanan Makarti, Farel menyambut baik pelatihan pembuatan pupuk kompos yang dilakukan kepada 10 peserta kali ini.

Dikatakannya, pengetahuan ini juga nantinya akan disebarkan kepada rekan-rekan lainnya sehingga bisa membuat pupuk kompos serupa. “Nanti kita pakai sendiri (pupuk, red) ini lebih baik dibanding kami harus membeli. Karena mahal,” jelas Farel diiringi tawa bersama.

Dirinya juga merupakan Ketua Kelompok Tani Kian Permai dengan 25 orang anggota di dalamnya. Farel menyebut, dengan pelatihan ini diharapkan bisa menumbuhkan kemandirian petani serta tidak terus menerus bergantung pada pupuk non organik.

“Sebagian yang kami olah adalah Sawit dan Kakao, dua jenis ini yang saat ini rutin dikerjakan teman-teman di kelompok tani,” paparnya.

Dengan pendampingan ini juga, Farel berharap PT Berau Coal tidak merasa lelah dan terus bisa mendampingi masyarakat di KAT Sungai Lais hingga mampu mandiri.

“Kami berterima kasih, pihak PT Berau Coal mau meluangkan waktu untuk hadir memberi ilmu yang bermanfaat, sehingga diharapkan tidak lelah memberikan pendampingan hingga mewujudkan kemandirian dan kesejahteraan di wilayah kami,” jelasnya.

Terpisah, Kepala Kampung Labanan Makarti, Mudawi menyambut baik pelatihan pembuatan pupuk kompos yang digelar PT Berau Coal. Hal ini tentunya membantu pemerintah dalam mendorong kemandirian masyarakat di bidang perkebunan.
“Selain nanti kita harap bisa mandiri, ke depan juga bisa mendongkrak ekonomi masyarakat kami,” jelasnya.

Sejauh ini, dikatakan Mudawi banyak bantuan dan pendampingan PT Berau Coal kepada masyarakat di Kampung Labanan Makarti. Mulai dari sektor pertanian hingga mendukung kemandirian kewirausahaan lewat beragam pelatihan dan pendampingan yang terus dilakukan secara berkelanjutan.

“Tentunya, ini menjadi bantuan yang sangat bermanfaat. Nantinya bisa mewujudkan cita-cita masyarakat yang mandiri dan meningkatkan pendapatan ekonomi keluarganya,” pungkasnya.

Sumber: berau.prokal.co