c

PT Berau Coal kembali menggelar Pelatihan implementer Positive Deviance atau penyimpangan positif untuk menangani gizi buruk. Kegiatan yang dipusatkan di dua kampung bLinaannya, yakni Kampung Long Lanuk dan Rantau Panjang, Kecamatan Sambaliung, dilaksanakan Senin (13/10).Program yang bekerja sama dengan Positive Deviance Resource Centre FKM UI akan berlangsung selama 6 hari. Menghadirkan ahli gizi dari Puskesmas Saiful Mansur dan Sekretaris Pembinaan Kesehatan Keluarga(PKK) Abdi Sahniati. Hadir pula sejumlah ibu-ibu yang tergabung dalam Persatuan Istri Karywan Periska) PT Berau Coal, Yuni, Novi, Ramlah, dan Fenti.

Community Development PT Berau Coal Hariadi, dalam sambutannya mengatakan, program ini dimulai sejak 2011. Setelah berhasil, barulah program ini diperluas pada 16 kampung dampingan PT Berau Coal. Antara lain Kampung Melati Jaya, Pulau Besing, Gurimbang,  Tanjung Perengat, Marancang Ulu dan Marancang Ilir. “Hingga 2013, kegiatan itu berjalan dengan baik dan terbukti efektif meningkatkan gizi masyarakat,” katanya. Sementara, Ahli Gizi Saiful Mansur, menjelaskan positive deviance adalah sebuah program dalam dunia kesehatan yang bertujuan untuk menangani kasus gizi buruk atau gizi kurang bagi balita di seluruh Indonesia

“Disebut dengan penyimpangan positif karena anak-anak penderita gizi buruk yang berada di satu lingkungan bisa mencontoh perilaku hidup sehat anak-anak yang tidak menderita gizi buruk di wiliayah itu sendiri,” jelasnya. Dikatakannya, pelatihan positive deviance diberikan kepada kader penggerak kesehatan desa, baik itu kader posyandu, Tim Penggerak PKK maupun tenaga kesehatan desa agar nantinya dapat menularkan ilmu yang didapat kepada masyarakat. “Meskipun pendekatan ini dapat digunakan di berbagai bidang, tetapi lebih ditekankan pada upaya pengentasan gizi buruk bagi bayi dan balita,” kata Saiful.

Dalam pelatihan di berbagai lokasi ini, PT Berau Coal juga mengundang praktisi gizi masyarakat dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI), yang telah berpengalaman dalam perbaikan gizi balita berbasis pemberdayaan. Dalam menularkan ilmu metode positive deviance, FKM UI hanya membutuhkan waktu enam hari di masing-masing kampung, untuk memberikan pemahaman kepada peserta sebagai yang terdepan dalam melakukan kajian kesehatan di masyarakat

Sekretaris PKK Abdi Sahniati menambahkan, program positive deviance ini dapat dilakukan secara berkesinambungan, karena akan mencontoh perilaku masyarakat di sekitar yang sukses menjaga gizi keluarganya. “Jadi perbaikan gizi dapat dilakukan dengan cepat, tanpa menggunakan banyak analisis atau sumber daya dari luar,” katanya. Sementara Ketua PKK Kampung Long Lanuk Agustina menilai, program ini sangat tepat untuk menunjang pertumbuhan  dan masa depan anak-anak yang lebih baik.

“Pelatihan ini berupaya mengubah pola pikir masyarakat untuk hidup lebih sehat,” katanya.Diketahui positive deviance ini tidak hanya sekedar teori, tapi juga mengajak peserta aktif melakukan pendataan perilaku masyarakat terhadap gizinya. Selain itu, juga menjadi cikal bakal dibangunnya pos gizi, yang menjadi wadah berkumpulnya balita kurang gizi dan orangtua untuk belajar mempraktikan perilaku unik positif