Kampung Inaran menjadi wilayah kelima untuk pengelolaan WTP secara mandiri.

Instalasi pengelolaan air atau water treatment plant (WTP) yang dibangun dan dikelola sejak 2012 lalu, diserahterimakan di Kampung Inaran, Kecamatan Sambaliung, untuk dikelola secara mandiri pada Senin (26/4). Penyerahan sesuai dengan program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) PT Berau Coal.

General Manager (GM) Corporate Social Responsibility (CSR) PT Berau Coal, Horas Parsaulian Pardede menjelaskan, WTP di Kampung Inaran sebelumnya dikelola PT Berau Coal. Dengan dilakukannya serah terima pengelolaan, berharap bisa dikelola dengan baik oleh masyarakat Kampung melalui Badan Usaha Milik Kampung (BUMK), serta mendukung ekonomi masyarakat.

Selain itu, adanya kemandirian dari Kampung Inaran bertujuan untuk melaksanakan program lainnya agar lebih maksimal.

“Tahun ini targetnya bisa mandiri, karena output dari program untuk ekonomi masyarakat. Dan aset bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” ungkapnya kepada Disway, Selasa (27/4).

Sementara, Koordinator CSR Infrastruktur PT Berau Coal, Hariadi menambahkan, sejauh ini, PT Berau Coal sudah menyerahkan sebanyak 14 WTP di sejumlah perkampungan di Kabupaten Berau. 5 diantaranya sudah dikelola secara mandiri. Untuk tahun ini, diharapkan jumlah kampung mandiri bertambah, seperti Kampung Long Lanuk, Sambakungan dan Birang.

“Kami berharap, infrastruktur yang telah dibangun bisa dikelola mandiri, serta berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat,” harapnya.

Tidak hanya penyerahan aset, PT Berau Coal melakukan pendampingan pengelolaan WTP kepada BUMK, mulai pengecekan, perbaikan dan penyediaan kebutuhan. Dengan harapan, masyarakat bisa mengelola dengan sungguh-sungguh. Sebab, fasilitas ini telah memberikan manfaat dalam pemenuhan kebutuhan air bersih.

“Pelatihan juga bekerja sama dengan pemerintah daerah,” terangnya.

Kepala Kampung Inaran, Amirullah mengakui, WTP memang sangat penting bagi masyarakat kampung dalam memenuhi kebutuhan air bersih. Dan, berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan PT Berau Coal agar masyarakat kampung lebih mandiri lagi.

“Kami berterimakasih atas bantuan WTp yang sudah berjalan sejak beberapa tahun, kini akan dikelola BUMK,” jelasnya.

Apalagi, Kampung Inaran masuk dalam tahapan penilaian memperoleh Indeks Desa Membangun (IDM). Sebab, wilayahnya masih berstatus kampung tertinggal dan berharap memeroleh status kampung berkembang.

“Dengan adanya dukungan PT Berau Coal, diharapkan bisa mendukung kemandirian kampung. Apalagi, masih banyak program lainnya yang telah diberikan,” ucapnya.

Pihaknya akan membentuk kelompok agar pengelolaan WTP berjalan dengan lancar dan dikelola dengan baik. Tinggal menunggu bagaimana keikutsertaan masyarakat dalam menjaga aset dengan baik.

“Kami akan mengelola WTP dengan benar bersama-sama dengan masyarakat, dan untuk peningkatan ekonomi kampung tentunya,” tandasnya.

Kepala Bagian Teknik, Perumda Air Minum Batiwakkal, Syahril, mengapresiasi PT Berau Coal yang telah melibatkan Perusda. Sejauh ini, pihaknya akan dilibatkan dalam kegiatan pendampingan pada operator WTP. Seperti menjaga kuantitas air, dan bekerja sama dengan masyarakat kampung melalui BUMK.

Pihaknya berharap, WTP bisa menjadi pilot project CSR Berau Coal, pemerintah daerah dan kampung, bersama Perumda Batiwakkal dan menghidupkan BUMK, agar mendapatkan penghasilan mandiri.

“Kami mendukung kemandirian program ini, dan bersedia untuk mendampingi teknisnya,” tandasnya. (*/IQB)

Sumber: Nomorsatuutara.com, 28 April 2021