PELATIHAN pasca panen padi dan perbaikan mutu gabah dan beras yang dilakukan PT Berau Coal kepada para petani di Kampung Tasuk, Selasa (29/3).

Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) PT Berau Coal memberikan pelatihan pasca panen padi dan perbaikan mutu gabah dan beras kepada para petani di Kampung Tasuk, Kecamatan Gunung Tabur, sejak 29-30 Maret.

Community Development Manager PT Berau Coal, Hikmawaty menuturkan, pelatihan tersebut mendatangkan narasumber berkompeten dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian di Bogor, Jawa Barat. Kegiatan ini merupakan lanjutan kegiatan dari serangkaian pelatihan bagi para petani. Setelah sebelumnya dilakukan pelatihan cara menanam padi yang baik dan benar.

“Tujuannya supaya petani setelah ikut pelatihan ini, kualitas dari produksi gabah maupun beras mereka jadi meningkat. Memang proses pengeringan gabah kering masih perlu ditingkatkan,” katanya kepada Disway Berau, Selasa (29/3).

Dengan peningkatan tersebut, tentunya juga berpengaruh terhadap pendapatan para petani. Hal itu merupakan salah satu tujuan akhir yang ingin dicapai PT Berau Coal, mencetak sumber daya manusia (SDM) yang unggul. Jika para petani sudah bisa memahami cara budidaya yang baik, termasuk pasca panennya, maka bisa menciptakan peluang usaha. Sehingga, usahanya bisa semakin bagus dan meningkat.

“Targetnya petani bisa mengolah produk pertanian pasca panen. Seperti, gabah bisa diolah dengan baik sehingga kualitasnya bisa diperoleh dengan baik juga,” ucapnya.

Sejauh ini, PT Berau Coal sudah membantu membeli hasil produk pertanian di Kampung Tasuk, baik berupa gabah basah maupun bentuk beras. Dengan peningkatan kualitas akan berpengaruh pada harga yang tinggi mencapai kualitas premium. Sebab, PT Berau Coal ingin memastikan pendapatan para petani bisa meningkat.

“Begitu juga peluang untuk bersaing dengan produk beras luar daerah. Sementara, di Berau juga ada potensi yang bisa dikembangkan dan terbukti bisa menghasilkan. Tinggal bagaimana teknik budidaya pasca panen yang perlu diperbaiki,” urainya.

Hikmawaty berharap, petani nantinya bisa mandiri tanpa bantuan PT Berau Coal, dan dapat menghasilkan beras premium. Bahkan, katanya, petani dalam jangka panjang bisa menjual beras sendiri tanpa peranan korporasi lagi.

“Karena tujuan dari program PPM kami hanya sebagai daya ungkit. Jadi bukan sebagai pengepul atau membeli seperti yang kami lakukan saat ini. Pada akhirnya petani bisa mandiri dan bisa dilepas pendampingan tapi tetap kami monitoring,” terangnya.

Selain Kampung Tasuk, pelatihan serupa juga akan dilakukan di Kampung Sei Bebanir Bangun dan Gurimbang. Karena ketiga kampung tersebut sudah menjalin kerja sama dengan Yayasan Dharma Bakti Berau Coal (YDBBC).

Sementara, Pengawas Benih Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Berau, Muhammad Saleh mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi pelatihan pasca panen dan perbaikan mutu gabah dan beras yang diinisiasi oleh PT Berau Coal. Karena telah memfasilitasi dan mendatangkan narasumber yang kompeten.

Pihaknya menyadari kualitas beras lokal perlu ditingkatkan. Sebab, beberapa tahun lalu kualitas beras masih sangat rendah.

“Terlihat juga saat kualitas beras diuji oleh Balai Besar Pasca Panen, kualitas beras ternyata di bawah premium. Otomatis harganya juga rendah,” ucapnya.

Tapi, diakuinya para petani menginginkan harga beras bisa melebihi premium. Maka melalui kegiatan pelatihan tersebut sangat membantu para petani untuk penanganan pasca panen.

“Saya rasa sangat bagus dari sisi peningkatan kualitas beras kita,” sebutnya.

Saleh berharap, setelah pelatihan harga beras bisa meningkat. Angka beras saat ini Rp 10.500 per kilogram (Kg) sesuai kesepakatan dengan Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog). Target hingga premium menurutnya bisa dicapai secara perlahan, bukan dalam waktu singkat.

“Pelan-pelan menuju ke sana, supaya konsumen beras lokal bisa merasakan kualitas beras lokal sama dengan beras dari luar daerah,” ujarnya.

Selain itu, Dia berharap, kegiatan pelatihan seperti ini bisa berlanjut terus. Sebab, pihaknya melihat komitmen PT Berau Coal bisa dipertanggung jawabkan untuk daerah yang berada di lingkar tambang.

“Semoga ilmu nantinya juga bisa menular ke kampung lain di luar lingkar tambang. Di sentra yang sudah ditetapkan kabupaten dan provinsi,” harapnya.

Kepala Kampung Tasuk, Usmansyah mengucapkan terima kasih kepada PT Berau Coal karena telah memerhatikan para petani di kampungnya. Dengan target Kampung Tasuk bisa swasembada pangan prima, tentu pihaknya sangat terbantu.

“Alhamdulillah, pelatihan tersebut merupakan suatu ilmu yang sangat berharga kepada petani kami. Tentunya untuk meningkatkan mutu padi yang ada. Karena kami berharap ke depan Tasuk bisa swasembada panen prima,” terangnya.

Lanjut Usmansyah, pihaknya tentu ingin memberikan hasil mutu beras yang terbaik bagi para konsumen. Para petani di kampungnya saat ini dinilai sangat membutuhkan ilmu pasca panen dan peningkatan kualitas hasil pertanian. Petani tidak bisa mengandalkan segalanya secara alami, tetapi membutuhkan ilmu yang tepat.

“Kami ingin agar beras kami bisa dibeli dengan hasil mutu yang terjamin,” katanya.

Dia berharap, kegiatan pelatihan bisa dilakukan berkelanjutan kepada petani di Kampung Tasuk. Sebagai pemerintahan kampung, Usmansyah ingin supaya sinergitas antara pemerintahan dengan perusahaan bisa terjalin terus.

“Para petani juga sangat bersemangat, bisa terlihat dari antusias mereka. Insya Allah, hamparan lain yang ada bisa terbuka semua untuk lahan pertanian,” ungkapnya.

Terpisah, salah satu anggota Kelompok Tani Sumber Daya Kampung Tasuk, Sarmuji sangat bersyukur PT Berau Coal bisa memberikan pelatihan pasca panen. Pihaknya sangat terbantu untuk meningkatkan kualitas hasil mutu gabah dan beras miliknya. Sebab, pihaknya belum mengetahui terkait pentingnya perlakuan pasca panen bisa sangat memengaruhi hasil produk beras.

“Sebelumnya memang belum tahu apa saja hal yang tepat yang perlu dilakukan saat pasca panen,” paparnya.

Selain itu, Sarmuji juga mengucapkan terima kasih kepada PT Berau Coal karena telah bersedia membeli gabah basah dan beras miliknya. Sehingga, tidak lagi kesusahan mencari pasar untuk menjual beras. Pihaknya juga ingin mutu beras produksinya bisa meningkat. Untuk itu, pelatihan yang diinisiasi PT Berau Coal diakuinya sangat dibutuhkan.

Setelah ada bantuan dari PT Berau Coal, terjadi kenaikan pada harga beras miliknya. Meski, bukan angka yang tinggi, tapi harga tersebut sudah bisa menutupi biaya modal

“Kalau tidak begitu, minim sekali penghasilan. Karena biaya operasional dan obat mahal semua. Alhamdulillah, sekarang sudah bisa dibeli dengan harga lebih dari sebelumnya. Mudah-mudahan PT Berau Coal bisa terus mewujudkan semua keinginan para petani. Seperti, bantuan mesin dryer atau pengering maupun pupuk organik yang sangat kami butuhkan saat ini,” ucapnya.

“Terima kasih banyak PT Berau Coal karena sudah memberi support dan terus membantu kami. Dan bisa berlanjut ke depan dan terwujud petani mandiri,” harapnya. (*/Iqb)

Sumber: Nomorsatuutara.com, 31 Maret 2022