Kampanye Lestari Lingkungan Anak Sekolah 2015 gagasan PT Berau Coal masih terus berlanjut. Kemarin (11/6) giliran SMK Ma’arif NU 01 yang mendapatkan kesempatan dikunjungi oleh tim enviroment (lingkungan), dari Berau Coal.

Puluhan siswa memadati ruang aula yang memang dipersiapkan untuk kampanye lestari lingkungan ini. Siswa dari berbagai jurusan dengan antusias mengikuti dan memperhatikan setiap penjelasan yang diberikan oleh narasumber, baik dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Berau, maupun dari Berau Coal.

Pertanyaan demi pertanyaan terlontar secara bergantian, baik dari siswa maupun dari pemateri. Beberapa suvenir seperti notes dan mug cantik juga diberikan bagi siswa yang aktif bertanya.

Kegiatan kampanye ini setiap tahun dilakukan oleh PT Berau Coal. SMK Ma’arif merupakan sekolah keempat yang didatangi, setelah sebelumnya kampanye dilakukan di SMA 1, SMK 1 dan SMA 4 Berau.

Kampanye bertujuan menumbuhkan rasa cinta dan kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungan ini, mendapat sambutan baik dari sekolah-sekolah yang dikunjungi.

“Sejauh ini antusiasmenya luar biasa, apalagi kalau sudah bagian workshop, siswa penasaran dan rasa ingin tahu yang tinggi membuat kampanye berjalan semakin menarik,” terang Syaiful Anwar, bagian environment PT Berau Coal, yang menjadi pemateri.

Paparan materi mulai dari pengenalan flora fauna hingga pengelolaan sampah dan pengelolaan limbah PT Berau Coal, dijelaskan secara gamblang di hadapan para siswa. Tak jarang, diselingi dengan candaan dan pertanyaan guna menumbuhkan rasa ingin tahu siswa.

Hadir dalam kampanye, Junaidi, bagian komunikasi BLH Berau, yang juga menjadi salah satu pemateri. Ia memaparkan hubungan antara kebersihan lingkungan dan program Adiwiyata yang memang dikhususkan untuk bidang kebersihan.

“Harapannya setelah penjelasan seputar kebersihan, cara pengolahan sampah, dan bagaimana cara menjaga kebersihan lingkungan ini, siswa termotivasi untuk menjaga lingkungan. Apalagi program Adiwiyata di tingkat sekolah-sekolah juga sudah ada, sehingga ini bisa menjadi salah satu patokan untuk meraih gelar sekolah Adiwiyata,” terang Junaidi.

Selesai memaparkan materi, kampanye dilanjutkan dengan workshop singkat, bagaimana cara membuat Takakura (tempat pembuatan kompos rumahan), dan pembuatan biopori yang berguna untuk menampung aliran air hujan sekaligus membuat pupuk kompos dari sampah organik.